Mutiara Ramadan yang harus dijaga hingga 11 bulan berikutnya/Freepik
Mutiara Ramadan yang harus dijaga hingga 11 bulan berikutnya/Freepik
KOMENTAR

TAK lama lagi Ramadan akan berlalu. Tetapi yang pergi cukuplah hanya bulannya saja, sedangkan nuansa Ramadan itu tidak boleh raib dari haribaan kaum muslimin. Dari itu masih tersisa beberapa hari lagi bagi kita untuk mewujudkan suatu agenda, ya Rabb Ramadankan hati kami.

Kita telah sampai kepada fase terpenting, menggiatkan upaya agar hati kita lekat selalu dengan nuansa Ramadan hingga di masa-masa mendatang. Bahkan pada hari-hari lain, pada bulan-bulan berikutnya, hati kita hendaklah tetap istikamah dengan nurani Ramadan.

Bagaimana caranya?

Ramadan, bulan suci yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, bukan sekadar tentang menahan lapar dan dahaga. Ia adalah periode penuh keberkahan yang menawarkan pelajaran berharga yang dapat membentuk karakter dan memperkaya jiwa.

Segala saripati Ramadan ini harus dijaga dengan baik, karena itulah mutiara-mutiara yang dapat menjadi modal berharga untuk kehidupan selanjutnya, di antaranya adalah:

Pertama-tama, kesabaran adalah salah satu mutiara paling berharga dari Ramadan. Betapa sabarnya kita selama menjalani puasa sepanjang hari, menahan diri dari makanan dan minuman, serta menahan hawa nafsu. Kesabaran ini bukanlah sekadar menunggu waktu berbuka, tetapi juga dalam menghadapi ujian dan cobaan lainnya dalam kehidupan.

Robert Frager dalam buku Obrolan Sufi (2013: 271) menjelaskan:

Tidak semua orang menganggap puasa sebagai karunia. Bagi sebagian orang, puasa dianggap sebagai ujian. Anggapan mereka salah, karena sesungguhnya ibadah puasa adalah karunia, bukan ujian.

Allah Swt. menganugerahkan kewajiban berpuasa agar kita bisa melatih dan memperkuat kesabaran. Salah satu sifat Allah adalah al-shabr, Yang Mahasabar. Dalam salah satu hadis terkenal disebutkan, “Kesabaran adalah keindahan.” Dalam hadis lain dikatakan, “Allah itu indah dan Dia mencintai keindahan.”

Ramadan mengajarkan kita untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan, mengendalikan emosi, dan memahami bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah. Dan kesabaran yang merupakan hasil tempaan Ramadan hendaknya berkelanjutan sepanjang hayat kita.

Kedua, kesederhanaan adalah nilai yang sangat ditekankan selama Ramadan. Bagaimana kita bisa sederhana dalam hidup, belajar untuk bersyukur atas apa yang kita miliki, dan tidak terikat pada kemewahan dunia.

Di tengah-tengah berpuasa, kita belajar untuk menilai hal-hal sederhana yang sering kita abaikan, seperti makanan yang seadanya. Ramadan mengajarkan kita untuk hidup dengan sederhana, menghargai apa yang kita punyai, dan tidak terjebak dalam kemewahan yang sementara.

Ketiga, kesyukuran adalah sikap yang sangat dianjurkan selama Ramadan. Apapun rezeki yang kita dapatkan, baik dalam bentuk makanan, harta, atau waktu, haruslah disyukuri dengan tulus. Ramadan mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita setiap hari, baik yang besar maupun yang kecil.

Dengan bersyukur, kita menjadi lebih sadar betapa penting keberkahan yang ada dalam hidup. Sehingga kita menjadi lebih rendah hati dalam menerima segala yang diberikan Ilahi.

Keempat, kesungguhan adalah kunci dalam mengejar tujuan kita selama Ramadan. Dalam ibadah, amal kebaikan, dan memperbaiki diri, kita harus memiliki kesungguhan yang kuat untuk mencapai tujuan.

Kesungguhan tidak hanya berlaku selama Ramadan, tetapi juga bermanfaat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ramadan mengajarkan kita untuk berkomitmen dalam mengejar kebaikan, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk kebaikan bersama. Nilai penting kesungguhan inilah yang patut dipelihara di sepanjang jalan perjuangan hidup kita.

Dengan mengumpulkan dan mempertahankan mutiara-mutiara Ramadan di atas, kita dapat memperoleh modal berharga untuk kehidupan selanjutnya. Kesabaran, kesederhanaan, kesyukuran, kesungguhan dan lainnya adalah nilai-nilai yang akan membimbing kita dalam menghadapi segala tantangan dan pencapaian dalam kehidupan.

Oleh karena itu, mari kita jaga dan pelihara segala hikmah yang diperoleh selama Ramadan, agar dapat menjadi sumber keberkahan dan inspirasi dalam setiap langkah hidup kita. Dari itu, cukuplah Ramadan sebagai modal hidup kita.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur